“ Hei bro“ sapa Yoga kepada teman – temannya saat pratikum biologi Laboratorium sekolah yang pada saat itu sedang membahas tentang Animalia.
“Dari mana bro??” ujar Ricky.
“Lihat apa ini” canda Yoga
“Hhiii… itukan cacing, gila ya kamu” semua teman – teman pada kabur melihat cacing yang dibawa Yoga.
“Ntar siang ngeband yuk” ajak Yoga.
Bermusik merupakan hobi Yoga dan teman – temannya. Mereka mempunyai band yang bernama “Boys Four”. Band tersebut digawangi oleh Ricky sebagai vokalis, Yoga memainkan gitar, Digta memegang drum, dan Fatir di bagian bass. Selain itu si vokalis Ricky menjabat ketua Osis di SMA 1 Jogjakarta.
Teeettt... Teeettt... Teeettt...
Bel pulang sekolah berbunyi. Personil Boys Four bergegas menuju studio music yang mereka miliki. Setiap pulang sekolah dan ketika lobur mereka menyempatkan ke studio musik untuk menyalurkan hobinya.
Braaakkkk……!!!!!
“Gimana sich tir, bias nyetir kagak !” ujar Ricky
“Maaf aku kan tidak sengaja” bela Fatir.
Mobil yang dikendarai Fatir menyerempet sesosok gadis yang sedang menaiki motor. “Mbak, gimana pak papa kan? Ada yang lecet? Mau dibawa ke rumah sakit? Mau saya antar?” seribu pertanyaan keluar dari mulut Ricky. Tapi pertanyaan yang sangat banyak itu hanya dijawab singkat.
“Makasih mas, gak papa kok”
Gadis tersebut langsung bergegas pergi meninggalkan Ricky. Gadis itu sangat cantik, rambutnya panjang, tinggi, putih.
“Selamat pagi anak – anak “ sapa Bu. Umi yang saat itu mengajar mata pelajaran Fisika dan sekaligus menjadi wali kelas dari XI IPA 2.
“Anak – anak hari ini kelas kita tambahan murid baru pindahan dari Lampung” lanjut bu. Umi
Yoga yang mempunyai watak jahil, bicaranya ceplas – ceplos langsung menyaut “cewek atau cowok bu???”
“Seorang parempuan, dia sangat cantik.”
“Yyyeee……” Yoga kegirangan mendengar jawaban dari bu. Umi
Sontak suasana kelas XI IPA 2 bergemuruh sekaligus bu. Umi menenangkan Susana kelas agar menjadi tertib kembali.
“Silakan masuk, nak” ujar bu. Umi kepada murid baru itu.
Satu kelas melongo melihat kecantikan murid baru itu.
“Perkenalkan nama saya Rasti Putri Anindya, bisa di panggil Rasti”
Setelah perkenalan kemudian Rasti duduk bersama Ajeng. Pelajaran fisika pun dilanjutkan. Saat itu membahas tentang perambatan kalor dengan menggunakan media LCD proyektor. Jam 10.00 bel istirahat berbunyi, Rasti yang mudah bergaul ternyata sudah mendapatkan 2 teman baru, akrab pula yaitu Ajeng dan Gita. Kemudian mereka bertiga pergi kekantin sekolah. Ternyata di kantin Rasti tidak sengaja melihat Ricky yang sedang asik dengan handphone dan segelas cappucinonya.
Lalu Rasti bertanya ke Ajeng dan Gita.
“Git, siapa laki – laki disana itu, dia satu kelas sama kita kan?”
“Itu… itu kan Ricky, emang kenapa kamu suka ya sama dia?”
“Gila ya kamu, aku kan murid baru disini masak udah naksir cowok”
Setelah panjang lebar mereka mengobrol, bel masuk jam ke 5 berbunyi. Kemudian mereka bergegas masuk kelas. Ternyata setelah masuk kelas pelajaran bahasa Jepang kosong dan tidak ada tugas pula. Kesempatan ini digunakan mereka bertiga untuk ngobrol membahs tentang Ricky. Ajeng mencerikan kalau “Ricky itu vokalis band di SMA ini sekaligus menjadi ketua Osis. Banyak siswi disini yang suka sama dia karena kehebatannya, selain itu Ricky mempunyai paras yang tampan, baik.”
“ Pokoknya cewek yang bisa jadi pacarnya beruntung dech” lanjut Ajeng.
Bel pulang sekolah berbunyi, semua penghuni sekolah bergegas meninggalkan sekolah begitupun dengan Rasti.
Entah sengaja atau tidak Ricky bertemu Rasti di perempatan lampu merah ketika banyak orang berlalu lalang dijalan. Meskipun satu kelas, mereka belum berkenalan, dengan keberaniannya Ricky meminta nomer telephon Rasti.
Disaat mega merah muncul Rasti yang mempunyai hobi melukis sedang memainkan kuasnya diatas kanvas. Disaat itu juga handphone Nokia E73 Rasti berbunyi. Ternyata ada pesan singkat dari nomer yang tidak dikenal isinya “Sore, lagi ngapain Ras?” Rasti mengira kalau itu dari Ricky tetapi ternyata pesan singkat tersebut dari Digta. Sepertinya Digta juga jatuh hati kepada Rasti. Keduanya asyik smsan dengan bonusan yang dimiliki.
Tiba – tiba pada jam 8 malam ketika gemilau bintang – bintang dilangit bersinar ada pesan singkat lagi dari nomer lain yang tidak dikenal
isinya “Malam Ras, nomer ku udah di save kan?” Rasti membalas dengan percaya diri “Pasti Ricky” . Lalu mereka smsan sampai pukul 10 malam.
Dimalam itu kepala Rasti sakit, hidungnya mengeluarkan darah yang sepertinya penyakit yang diderita Rasti sejak umur 10 tahun itu kambuh. Penyakit itu adalah infeksi di otak. Untungnya obat anti biotik masih ada persediaan dan nyawa Rasti dapat tertolong.
Disaat matahari mulai tampak, Rasti yang masih sakit tidak masuk sekolah karena sakit padahal ini merupakan hari ke 2 dia masuk kelas XI IPA 2 . Suasana kelas sepi tanpa Rasti.
Tiga bulan sudah Rasti yang di juluki Princes sekolah itu menjalani hari – harinya sebagai pelajar di SMA 1 Jogjakarta. Ketika pulang sekolah Rasti yang menunggu jemputan, tiba – tiba Ricky menghampiri Rsati di lorong sekolah.
“Hai Ras” sapa Ricky
“Ee… Ricky, belum pulang Ric” jawabnya
“Belum, masih nunggu kamu pulang, hehehe” canda Ricky
“Ahh kamu Ric…” Rasti tersipu malu dengan pernyataan yang dilontarkan Ricky.
“Eh Ras, nanti malam jalan – jalan ke Malioboro yuk” ajak Ricky
“Kamu ngajak aku jalan? Ada acara apa ini?” Rasti yang tidak percaya dengan ajakan Ricky tersebut.
“Yaa… pengen aja jalan sama kamu” lanjutnya
“Okelah… aku tunggu dirumah yaa!”
Malam harinya mereka berdua jalan – jalan ke Malioboro. Disitu pula Ricky akan mengungkapkan isi hatinya tapi nyatanya tidak jadi karena Ricky masih takut jika cintanya ditolak. Dia berencana esok hari di sekolah akan bicara langsung. Disaat mereka jalan tiba – tiba Rasti mendapat sms dari Digta yang inti dari isinya itu bahwa “aku suka kamu” . Rasti menghiraukan sms itu. Lalu mereka pulang kerumah masing – masing.
Setelah Rasti sampai dirumah, tiba – tiba dia pingsan. Lalu kedua orang tuanya membawa ke rumah sakit. Kata dokter penyakit yang diderita Rasti sudah stadium akhir. Pagi harinya mama Rasti menelfon Ajeng.
“Halo Ajeng” sapa mama
“Iya tante, ada apa ya?”
“Rasti masuk rumah sakit, penyakitnya sudah stadium akhir, kamu segera kesini ya jeng” perintahnya
“Apa??? Baik tante saya dan Gita akan kesana”
Ajeng dan Gita panik. Mereka bergegas ke rumah sakit. Ketika smpai disana meraka langsung menemui Rasti. Disitu Rasti sadar dan dia meminta untuk memanggilkan Ricky. Kemudian Gita keluar dari kamar menuju koridor Rumah sakit untuk menelfon Ricky.
“Ric, tolong kamu segera kerumah sakit” perintajnya
“Emang ada apa Git?” Tanya Ricky
“Rasti sakit , dia mencari mu”
“Apa? Sakit apa dia?”
“Infeksi di otaknya yang sudah stadium akhir”
“Kok gak ada yang cerita sich tentang ini"
Lalu Ricky kerumah sakit ditemani oleh Digta, Yoga, dan Fatir. Mereka langsung ke kamar Rasti.
“Ras kenapa kamu gak cerita tentang penyakit mu ini?” Tanya Ricky
Ketika itu air mata Rasti menetes, tubuhnya dingin, wajahnya pucat. “Ric, sebenarnya aku suk…” tuuuuttt. Rasti yang belum sempat meneruskan bicaranya. Ajal telah menjemputnya. Alat yang digunakan tidak berfungsi.
Ricky menyesal kenapa tidak mengungkapkan cintanya di malam itu. Dia tidak mengira kalau sabtu malam di Malioboro itu merupakan malam terakhirnya bersama Rasti.
Kerumunan orang berdiri di tanah merah dengan wajah yang sendu. Semua teman – teman Rasti meneteskan air mata tidak percaya kalau Rasti telah tidur untuk selamanya.
Dua tahun Ricky belum bisa melupakan Rasti. Dia sangat menyesali kejadian dua tahun yang lalu ketika ia belum berbicara jujur ke Rasti.